Cerita Dewasa | Berawal Dari Pijatan

Selamat Datang Di Blog AZG27 DREAMS

Cerita Dewasa

Perkenalkan namaku Ipang, usiaku saat ini 26 Tahun. Waktu itu aku tidak ada kegiatan yang harus kukerjakan, dan kuputuskan untuk pergi belanja soft drink dan snacks ke supermarket.

Aku menuju kesana dengan menggunakan mobilku, sebenarnya supermarket itu tidak terlalu jauh dari rumahku. Setelah sampai di supermarket itu, mobilku terpaksa kuparkir melintang dibelakang mobil lain. Karena waktu itu keadaan parkirannya sangat penuh.

Aku lalu menuju masuk kedalam supermarket yang ternyata sangat ramai hari itu, aku lalu mencari Soft Drink dan beberapa snack di rak supermarket tersebut.

Selesai aku mengambil keperluan yang aku butuhkan, aku lalu segera menuju area kasir untuk membayar belanjaan ku ini.

Aku mengantri agak lama untuk membayar belanjaanku. Setelah selesai membayar semua belanjaan ku, kemudian aku kembali ke tempat parkir untuk mengambil mobilku.

Tanpa harus terburu-buru, perlahan kujalankan mobilku keluar berbelok ke kiri meninggalkan tempat parkir supermarket yang penuh sesak itu.

Tidak berapa jauh dari supermarket tadi, aku melihat papan nama Panti Pijat XXX.


"Aku sedang santai, jadi apa salahnya mampir untuk menyegarkan tubuhku sebentar..." pikirku.


Sambil membelokkan mobilku ke halaman parkir yang cukup lega di Panti Pijat itu, karena hanya ada dua mobil saja yang terparkir di sana. Dan ditambah beberapa sepeda motor.

Seorang wanita paruh baya menyambutku dengan tersenyum manis saat aku memasuki tempat Pijat itu. Lalu dia menyapaku...

"Mau pijat mas, silahkan masuk..."

"Iya bu..."

Aku menghampirinya dan langsung disodori album dengan beberapa foto wanita pemijat yang ada. Perhatianku tertarik dengan sepotong wajah manis.

Walaupun biasanya foto dan aslinya berbeda, tapi aku menetapkan pilihanku dan mengembalikan album tersebut kepada ibu yang bertindak sebagai resepsionis tersebut.

"Aku pilih yang ini saja bu...!!" kataku.

"Oh yang ini namanya Puput, nanti saya panggilkan orangnya. Mas silahkan langsung menuju kamar nomor 5 ya mas...!!" jelas ibu resepsionis itu.

Aku lalu menuju dan masuk kekamar nomor 5 yang terletak paling ujung, ternyata ada 10 kamar di dalam.

Tak beberapa lama, masuklah seorang wanita muda, kali ini aku tak kecewa. Karena wajahnya jauh lebih cantik dari fotonya.

Kulitnya putih, rambutnya panjang sampai ke pinggang, bibirnya tipis, tonjolan buah dadanya sangat mantap disertai bokong yang bulat dengan pinggang yang ramping.

Dia mengenakan seragam celana panjang warna hitam dengan baju lengan pendek warna biru tua. Dengan halus dia menanyakan aku.

"Mau minum apa mas..." tanya cewek yang kutahu dari Ibu Resepsionis bernama Puput itu.

"Soft drink saja Mbak..." jawabku.

Dia lalu meninggalkanku sebentar dan kembali dengan sebotol Fanta Hijau dingin ditangan kanannya, sementara tangan kirinya membawa handuk dan body lotion.

"Ini minumnya mas..." katanya sambil menyodorkan soft drink tersebut padaku.

Kuterima minuman dingin itu, aku lalu meneguknya sedikit. Lalu akupun bertanya.

"Namanya siapa Mbak...?" tanyaku, walaupun sebenarnya aku sudah diberitahu oleh ibu resepsionis nama Mbak ini adalah Puput.

"Namaku Puput mas, sering pijat disini ya...?" tanyanya kemudian.

"Gak kok, baru kali ini saya mbak..." jawabku jujur.

"Ooo.. kalau ke tempat lain sering ya...?" candanya.

"Ah, enggak juga. Cari waktu luangnya agak susah. Hari ini kebenaran agak senggang jadi bisa mampir kesini hehehe..." jawabku diiringi tawa.

Setelah membuka semua pakaianku, aku hanya mengenakan handuk yang telah disediakan untuk menutupi tubuhku. Dengan tubuhku yang tengkurap, Puput mulai menjamah tubuhku.

Dimulai dari telapak kaki, lalu tangannya mulai naik ke betis lalu ke paha. Tampaknya ini metode dasar pemijatan.

Saat memijat bagian paha atasku, tangan Puput yang berlumur body lotion kini memijat paha bagian dalam, menyentuh kedua bijiku.

Kemudian tangannya memijat bagian belahan pantatku, anusku juga di tekannya berkali-kali.

"Wah, adik kecilku kontan bergerak..."

Dari situ tangannya mulai memijat pinggangku sampai ke pundak, kedua lengan bagian atas dipijatnya dengan kuat. Tengkuk dan kepalaku juga di pijatnya.

Sewaktu memijat bagian pundak, tanganku yang nakal beraksi di bongkah pantatnya. Puput cuma tersenyum sambil berkata.

"Mau gantian mijetin saya ya mas...?"

Kemudian aku disuruh berbalik terlentang. Dadaku diremas-remasnya, terutama bagian putingnya sehingga aku kegelian tapi enak. Lalu turun ke perut, tangannya yang terampil menekan lembut sampai aku bersendawa beberapa kali.

"Masuk angin nih mas..." kata Puput

"Masuk angin, tapii kayaknya malah ada yang mau keluar dari tubuhku..."

Selagi Puput memijat tubuhku, aku mulai bergerilya meraba vaginanya yang masih tertutup celana panjang. Kuraba buah dadanya dari luar baju seragamnya.

Hampir satu jam tubuhku dijamah oleh Puput, seluruh tubuhku sudah dijelajahi jari-jarinya yang lentik tapi bertenaga.

"Mana lagi mas yang perlu di pijat...? tanyanya padaku.

"Nih kepalaku kok masih pusing Put..." jawabku.

"Lho kan tadi kepalanya sudah dipijat juga...!! katanya heran.

" Itu kepala yang di atas, kepala yang di bawah kan belum..." kataku sambil tersenyum.

"Hmm.. gitu ya...?" katanya sambil balas tersenyum.

Di bukanya handuk yang menutup tubuhku. Dan....

Jreeeeenggg.....

Penisku yang sudah full berdiri tegak kini terlihat olehnya.

Dia menggosok kepala penisku dengan jari-jarinya yang masih berbalur body lotion. Turun ke batangku, Puput mulai mengocok lembut sehingga batang yang sudah mengacung tegak itu makin keras berdiri.

"Kocok ya mas...?" tanya Puput.

"Masukin aja Put, kurang enak kalau dikocok. Lagipula kalau sekedar dikocok, saya bisa sendiri..." dia terkikik mendengar candaku.

Puput lalu melepaskan pakaian seragamnya, tinggal BH dan CD yang terlalu kecil untuk menutupi buah dadanya yang besar dan gundukan vaginanya yang tebal seperti duren Bangkok itu.

"Wah, aku udah bugil begini, kok kamu masih pakai CD dan BH begitu...?" protesku.

"Sabar dong mas...!" katanya sambil melepaskan pengait BH nya yang ada didepan, lalu melepas juga CD nya.

Terbentanglah dihadapanku pemandangan indah lembah nan indah dan gunung yang membusung tinggi.

Puput mulai menjilati putingku, sementara aku meremas kedua buah dadanya bergantian kiri dan kanan.

Tangan kirinya menggenggam batang penisku dan memijat-mijatnya. Aku semakin bernafsu, kutarik pinggangnya merapat ke tubuhku.

Lalu penisku yang tegak keras itu langsung diarahkan ke vaginanya.

Dia duduk mengangkangiku, memasukkan batang panisku yang sudah licin bekas dikocoknya dengan body lotion tadi. Begitupun dia mendesah ketika penisku masuk semakin dalam ke vaginanya.


"Uuuuuhhhh.... Aaahhhhh... ya mas enaknya..."


Aku menaik turunkan pinggulku, dan dia menggoyang pinggulnya turun naik juga. Waktu pinggulnya bergerak kebawah, aku menekankan pinggulnya sehingga penisku menancap dalam ke vaginanya.

Saat pinggulnya naik, aku menurunkan pinggulku sehingga penisku menjauh dari vaginanya.

Dengan begitu penisku dapat masuk lebih dalam saat aku menusukkannya ke dalam vaginanya. Ini membuat Puput kesetanan, dia bergerak naik turun makin cepat.

Semakin cepat samapai akhirnya dia berteriak kecil.


"Aaaaaahhhhh.... mass aku keluuuaaaarrr...." sambil tangannya meraih pundakku dan tubuhnya melengkung ke atas menjauhi tubuhku, tapi vaginanya tetap erat menjepit penisku.

Kugoyang pinggulku ke kiri dan ke kanan, penisku yang masih tertancap dalam di vaginanya seperti mengobok-obok bagian dalam tubuhnya. Lalu kubalik tubuhnya membelakangiku.

Kugenjot vaginanya kuat-kuat dari belakang, Puput mendesah keenakan.


"Aaaahhhhh.... Aaahhhhh.... Uuuhhhhh.... Aaahhhh....."


Kedua buah dadanya yang tergantung bergoyang ke depan dan ke belakang.

Kadang Puput menoleh ke belakang, kadang ke samping, kadang menunduk menahan kuatnya doronganku memasuk keluarkan penisku ke vaginanya. Aku agak kuatir suara teriakan-teriakan kecil dan desahnya terdengar ke luar kamar.

Tapi suara musik dari CD player melaui speaker yang besar cukup kuat meredam suara yang keluar dari mulut Puput.

Seperempat jam kemudian dia kembali mendongakkan kepalanya.


Aaaaahhhhhh... Uuuhhhhhh... aku keluar lagi mas...!


Kepalanya kemudian menoleh ke belakang, aku mengecup bibirnya yang ranum. Kedua buah dadanya kuremas-remas, sambil terus menancap-nancapkan penisku.

Beberapa menit kemudian terasa lahar panasku mendesak keluar dan..


Jroooot.... Jroooottt..... Jrooooottt.... Jroooottt....


Air maniku menyemprot di dalam vaginanya dengan deras.

Kental sekali air maniku yang keluar, hampir seperti jelly, bercampur dengan cairan vagina Puput.

Kami rebah diatas kasur, saling berpelukkan dengan erat.



Terima kasih sudah menyempatkan diri untuk berkunjung di Blog saya, sampai bertemu lagi di Artikel selanjutnya.